Bila Si Kecil Meniru Tokoh Idolanya
Si Kecil yang berada pada rentang usia 3-4 tahun berada pada fase peniruan yang amat besar. Hal ini disebabkan anak pada usia tersebut sudah mulai mengetahui mana tokoh dan karakter idolanya. Sehinga dari role idol itu ada model yang ingin ia tiru. Sehingga anak memerankan karakter seperti itu.
Perilaku ini bisa dikatakan sebagai tindakan self naming. Si Kecil menamakan dan menyamakan dirinya dengan tokoh idolanya. "Akulah Boboiboy Api, Akulah Manusia Harimau".
Bermain peran atau pretend play merupakan bagian dari tahap perkembangan anak. Pretend play atau role play merupakan aktifitas yang dapat mengembangkan imajinasi dan kreativitas anak, karena secara bebas anak mengeksplor imajinasinya, merencanakan hal apa yang ingin ia mainkan dan berfikir untuk memecahkan masalah.
Akan tetapi yang perlu Abi dan Ummi ketahui, anak pada usia 3-4 tahun masih belum bisa membedakan mana yang nyata dan fantasi. Menurut anak semuanya adalah nyata dan ditirunya tanpa memikirkan apakah itu benar atau bohong.
Di samping itu si kecil sedang membangun self esteem yang berkaitan dengan harga dirinya. Anak sudah tidak mau lagi dianggap anak kecil, karena egonya sudah mulai tumbuh, sehingga ia merasa tidak perlu lagi untuk dimandikan.
Selain itu peniruan tersebut diperankan anak karena tuntutan sosial sebayanya. Si Kecil melihat teman-temannya memainkan apa yang sedang in atau trend. Anak akan ikut memerankan bukan untuk meniru tokoh tersebut. Tapi biar sama dengan teman-temannya, sehingga hubungan diantara mereka menjadi lebih baik.
Agar Si Kecil tidak meniru...
Meski perilaku tersebut wajar, namun ada batasnya. Yaitu cuma mengidolakan, tidak lebih! Bila si kecil lebih menyukai tokoh idolanya dibanding dirinya sendiri, ini disebut tak wajar. Misalnya, anak lebih suka dipanggil dengan nama tokoh idolanya, atau bahkan melompat-lompat mengikuti role idolnya.Apabila Abi dan Ummi menemukan gajala demikian, harus segera ditangani karena dikhawatirkan perilaku tersebut dapat menggangu pertumbuhan kepribadian anak. Sebaiknya kita perlu :
- Jeli melihat ciri-ciri anak yang selalu menyebut-nyebut tokoh idolanya, atau sudah melakukan tindakan yang agresif seperti memukul-mukul dan melompat-lompat.
- Memberikan pengertian dan informasi pada si kecil, bahwa ada tokoh yang baik dan ada yang tidak baik.
- Coba untuk memperkenalkan tokoh idola yang lainnya, bisa dengan cara-cara yang simpel seperti membaca buku cerita bersama.
- Coba untuk bermain role play yang berhubungan dengan karir masa depannya, seperti menjadi guru, dokter, pilot, tentara dsb.
- Jangan pernah anggap sepele, "biarin saja, namanya juga anak-anak, nanti juga ngerti sendiri". Karena perkembangan emosi anak terbentuk dari kebiasaan, bila dibiarkan berlarut, anak dapat bertindak tidak realistis.
- Mengingat saat ini anak berada pada masa pembentukan self esteem, bantu anak mengembangkannya dengan cara yang benar. Caranya ingatkan ia dengan kelebihan-kelebihannya. Jangan selalu terfokus pada kesalahannya. Sehingga tidak terbentuk label negatif pada diri anak.
- Buat si kecil merasa dirinya lebih berharga dibanding idolanya. Dengan begitu ia merasa, "Begini saja Abi dan Ummi sudah sayang, ngapain aku menjadi tokoh lain?"
- Kurangi tuntutan anak untuk memiliki benda-benda yang mengidentikkan dirinya dengan tokoh idolanya. Bila memberi hadiah, sebaiknya pertimbangkan untuk memberi mainan yang dapat mengembangkan keterampilan lainnya pada anak.
- Berikan pengertian dan kesadaran bahwa Abi dan Ummi mencintainya tanpa syarat dan bukan karena apa yang dilakukannya.
Pada akhirnya setiap usaha yang Abi dan Ummi lakukan selalu membutuhkan kesabaran dan teladan yang baik. In sha Alah si kecil dapat merasa dirinya lebih berharga dibanding tokoh idolanya tersebut.
Komentar
Posting Komentar